Jumat, 07 Desember 2018


Hasil gambar untuk logo tut wuri

Kebanyakan orang menyebutnya Tutwuri Handayani yang sebenarnya adalah Logo atau Lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Lambang ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tanggal 6 September 1977 dengan uraian arti lambang sebagai berikut:


(1)   BIDANG SEGI LIMA (Biru Muda)
Menggambarkan alam kehidupan Pancasila.
(2)   SEMBOYAN TUT WURI HANDAYANI
Digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan system pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
(3)   BELENCONG MENYALA BERMOTIF GARUDA
Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.
Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: “Satu kata dengan perbuatan Pancasilais”
(4)   BUKU
Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(5)   WARNA
Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih.
Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup pancasila).
Makna Logo Pendidikan Nasional
Arti dari semboyan ini adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).

Tut Wuri Handayani adalah penggalan dari kalimat panjang yang terkenal dari Ki Hajar Dewantoro, pendiri Taman Siswa, bapak pendidikan kita, yang baris terakhirnya juga menjadi bagian dari logo Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia : Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Maknanya lebih kurang : di depan memberi teladan, ditengah membimbing (memotivasi, memberi semangat, menciptakan situasi kondusif) dan dibelakang mendorong (dukungan moral).

Kalimat itu menjadi rujukan saat bicara tentang konsep kepemimpinan yang baik, memberi tuntunan bagaimana seharusnya seorang pemimpin atau seorang guru (yang digugu dan ditiru) bertindak.

Ketiga kalimat itu berulang-ulang ditulis, dibahas, diingat kemudian dilupakan. As usual, idelisnya kita sampai di mulut saja. Begitu turun ke perut yang serba idealis tadi akan menguap ke atas dan masuk kembali ke kepala dalam sebentuk angan-angan tentang suatu hal yang ideal. Keluar lagi lewat mulut, begitu turun ke perut menguap lagi, dan seterusnya, dan seterusnya. (Do you catch me?)

Kalimat itu begitu sering diucapkan, dibaca, dibahas sampai si pendengar atau si pembaca lupa untuk memahami, belum sampai taraf menghayati, apalagi mengamalkan. Untuk sampai ke tahap paham saja sulit. Sebab umumnya begitu tahu, sudah puas. Berhenti, dan mengira dirinya sudah hebat.

Ing Ngarso Sun Tuladha
Di depan memberi teladan. Duh susahnya menjadi teladan. Menjadi teladan itu artinya si pemberi teladan harus senantiasa sadar, aware terhadap pikiran, perkataan dan tindakannya. Melakukan segala sesuatu secara benar. Memberi contoh yang baik. Itu sulit. Alamiahnya manusia itu selalu mondar-mandir di dua kutub. Mana bisa menjadi baik terus. Seharusnya juga tidak buruk terus.
Menyeimbangkan dua kutub itu adalah perjuangan seumur hidup. Lalu kalau untuk seimbang saja harus berjuang seumur hidup, sewaktu-waktu bisa tergelincir jatuh, bagaimana memberi teladan? Ya dengan menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk tetap seimbang itu tadi. Saat kita senantiasa sadar dan berusaha menyeimbangkan diri, tidak perlu repot-repot memikirkan apa teladan yang baik, sebenarnya kita sudah memberi teladan.

Ing Madya Mangun Karsa
Di tengah memotivasi, menggugah semangat, kemauan dan niat. Ini juga sulit. Bagaimana membuat situasi yang kondusif untuk orang lain agar bisa berkembang, menggugah semangat untuk terus meraih kemajuan itu sulit. Apalagi kita dihadapkan pada masalah internal diri kita sendiri dan masalah eksternal dengan lingkungan kita. Tidak bisa? Oh bisa. Yang diperlukan hanya niat baik untuk melakukannya. Asal paham lakonnya hidup, baris yang inipun pasti akan dilakukan orang-orang dengan senang hati. (Bagaimana lakonnya hidup? berdiamlah --maka kau akan tahu!).

Tut Wuri Handayani
Di belakang memberi dorongan moral. Nah ini dia. Katanya seorang pemimpin atau guru atau orang yang lebih pandai, lebih tahu-- saat membimbing orang lainnya harus bersikap sebagai among (ini bahasa Jawa, bukan Inggris!). Pengemong. Pengasuh. Jadi yang menjadi fokus adalah yang diasuh. Karena itu saat yang di asuh merasa lemah, merasa tidak mampu, pengemong akan maju memberi dorongan semangat, dukungan moral. Dengan kata-kata, dengan sikap perbuatan. Dengan hati yang penuh cinta. (iya penuh cinta, karena tanpa yang satu ini, tidak akan pernah bisa ada tindakan tut wuri handayani).

Jadi kesimpulannya apa yang coba disampaikan KH Dewantoro itu adalah : sadarlah pada pikiran, perkataan dan tindakan kita, pahami hidup dan kembangkan cinta kasih. Inilah pemahaman saya tentang Ing Ngarsa Sun tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Apabila pemahaman saya tentang kalimat KH Dewantoro ini mengalami distorsi makna karena ketidaktahuan saya,  karena dari pengalaman saya, setiap kata bahkan huruf, dalam bahasa Jawa selalu punya makna, maka saya mohon maaf yang sebesar-sebesarnya dan mohon untuk masukannya untuk menyempurnakan artikel ini.


Kamis, 01 November 2018


SERVER HADIR GTK KEMENDIKBUD
TERLALU SULIT DI AKSES





Pemandangan seperti ini telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir sejak munculnya server hadir.gtk.kemdikbud.go.id versi ke 2.

Untuk dapat mengakses server hadir.gtk.kemdikbud.go.id versi ke 2 ini diperlukan koneksi internet yang stabil dan waktu tertentu ketika trafik di server sedang lowong, misalnya waktu dini hari sampai menjelang subuh, hal ini tentu sangat menyulitkan para operator sekolah karena harus bekerja ekstra untuk melakukan absensi para GTK disekolah mereka masing-masing. Ditambah dengan adanya wanti-wanti dari Dinas Pendidikan dikabupaten atau kota masing-masing ketika pemberkasan untuk pencairan tunjangan Tamsil dan TPG harus menyertakan lembar SPTJM dari absen di hadir.gtk.kemdikbud.go.id versi ke 2.

Mudah-mudahan ada perbaikan dan perbesaran server dari kemdikbud sehingga server hadir.gtk.kemdikbud.go.id versi ke 2 mudah diakses dari kabupaten-kabupaten yang berada jauh dari kota dengan koneksi internet yang kurang mumpuni dan tidak terlalu stabil. Dan diharapkan adanya keringanan dari dinas pendidikan setempat tentang syarat pemberkasan tunjangan-tunjangan yang berkaitan dengan hadir.gtk.kemdikbud.go.id versi ke 2 ini.

TERIMA KASIH

Jumat, 27 April 2018

OSN (Olimpiade Sains Nasional)
O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional)
FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional)
Tingkat Kecamatan Amuntai Selatan 
Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan

Kompetisi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Sekolah Dasar (SD) tingkat Kecamatan Amuntai Selatan tahun 2018, resmi dibuka pada hari Senin 12 Maret 2018, di SD Negeri Jumba 1 sebagai tempat acara pembukaan dan tempat beberapa pertandingan. Dua hari setelah itu pada tempat yang sama juga digelar Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD tingkat Kecamatan Amuntai Selatan. Sebelum O2SN ini digelar, telah dilaksanakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat kecamatan Amuntai Selatan tahun 2018 juga di tempat yang sama.
O2SN tahun 2018 tingkat Kecamatan Amuntai Selatan hanya memperlombakan empat cabang olahraga, yakni Kid’s Atletik, Senam, Bulutangkis dan Pencak Silat.
“Untuk cabang olahraga Senam dan Pencak Silat mengambil tempat di SD Negeri Jumba 1. Sedangkan Cabang Bulutangkis di GOR Badminton H. Ijar Palampitan dan untuk Kid’s Atletik dilapangan sepak bola Desa Jumba Kecamatan Amuntai Selatan.
SD Negeri Kota Raja sendiri mengirimkan siswa-siswanya sebagai atlit pada cabang olahraga Kid’s Atletik, Senam dan Bulutangkis. Untuk pencak silat tidak ada siswa SDN Kota Raja yang berkompeten di bidang tersebut.




Untuk cabang olahraga Kid’s Atletik SDN Kota Raja hanya mampu meraih peringkat 10 untuk putera dan peringkat 12 untuk puteri. Untuk cabang olahraga Senam, SDN Kota Raja tidak meraih satu gelar pun. Pada cabang olahraga Bulutangkis Siswa atlit dari SDN Kota Raja, untuk putera hanya mampu mencapai babak 8 besar tetapi untuk Puteri SDN Kota Raja mampu meraih hasil maksimal yaitu juara Pertama atas nama Melda.




Pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang telah dilaksanakan sebelumnya, Siswa SDN Kota Raja atas nama Rina Hilmina menorehkan prestasi memperoleh Juara pertama pada lomba mata pelajaran MIPA. Pada lomba mata pelajaran Matematika siswa dari SDN Kota Raja untuk tahun ini belum mampu masuk peringkat 3 besar. Untuk juara pertama lomba mata pelajaran Matematika di raih oleh Elva Triana dari SDN Jumba 1.



Untuk Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD tingkat Kecamatan Amuntai Selatan tahun 2018 SDN Kota Raja juga mengirimkan siswa-siswanya untuk berlomba pada ajang tersebut. Cabang yang diikuti SDN Kota Raja adalah Pantomim dan Gambar Bercerita. Pada nomor pantomim SDN Kota Raja gagal mempertahankan gelar juara yang diraih pada tahun sebelumnya. Sedangkan pada cabang lomba Gambar Bercerita siswa SDN Kota Raja mampu mempertahankan Tropi Juara Pertama yang diraih pada tahun sebelumnya. Siswi tersebut atas nama Munawarah.



Dengan adanya kegiatan-kegiatan lomba tersebut merupakan pengaruh yang positif untuk siswa-siswi Sekolah Dasar di kecamatan Amuntai Selatan khususnya siswa-siswi SDN Kota Raja supaya terus meraih prestasi dan menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran sehingga tetap berprestasi pada ajang lomba yang akan dihadapi pada tahapan dan waktu selanjutnya.